![]() ![]() ![]() | Stories from Our High School Years | for everyone |

Category: | Music |
Genre: | Rock |
Artist: | Peewee Gaskins |
Saya, misalnya, sudah pasti tidak akan masuk dengan gaya mereka yang pasti akan selalu terlihat menyebalkan jika pergi ke pusat perbelanjaan di hari sabtu malam. Atau saya pasti akan malas berada di sebuah tempat yang dominasinya diisi oleh anak-anak remaja itu.
Bukan apa-apa, cara kita menjalani hidup sepertinya sudah berbeda. Saya pernah ada di fase hidup itu dan saya benar-benar menikmatinya sampai hari ini; beberapa teman paling dekat saya berasal dari fase SMA saya.
Tapi, karena pekerjaan saya, di satu sisi saya juga –ya memang kontradiktif— harus berurusan dengan anak SMA. Saya selalu berpikir bahwa anak SMA adalah anak-anak muda yang punya segudang gaya dan juga potensi yang menakjubkan. Apalagi anak SMA sekarang ini. Satu yang paling mendasar adalah kemampuan berbahasa asing mereka. Seiring dengan meningkatnya kemampuan berbahasa asing mereka, semakin banyak pula akses informasi yang bisa mereka raih dan kemudian diserap.
Ok, kembali ke permasalahan inti. Masa SMA meninggalkan banyak goresan di dalam diri saya. Kebetulan SMA saya menyenangkan dan banyak kesempatan kebebebasan yang bisa saya dapatkan. Sepertinya banyak orang akan sepakat dengan saya bahwa ada hal tipikal yang bisa didapatkan ketika masa SMA. Ciuman pertama, putus cinta yang membuat hidup sangat sengsara, mencontek, makan tidak bayar di kantin sekolah, pengalaman pertama dengan substansi terlarang, atau bahkan melepas virginitas. Pengalaman-pengalaman seperti itu tampaknya membuat hidup banyak orang berwarna.
Warna ini dideskripsikan dengan sangat baik oleh Peewee Gaskins. Mini album mereka yang berjudul Stories from Our High School Years membuat saya seolah kembali ke masa SMA saya. Lirik-lirik band ini yang ditulis oleh vokalis Dochi Sadega seolah benar-benar merepresentasikan era itu. Saya tidak tahu secara pasti mereka ada di kisaran umur berapa, tapi yang jelas, band ini berhasil menjadi corong generasi mereka.
Musik pop punk yang mereka mainkan sama sekali tidak terdengar murahan. Saya pribadi heran dengan diri saya kenapa bisa cukup familiar dengan musik mereka. Tidak banyak band pop punk di dalam hidup saya, dan sekarang saya akan menambahkan band ini ke dalam daftar itu.
Ketika membeli album ini, saya bertemu dengan David Tarigan, seorang teman. Ketika melihat saya memegang cd ini di tangan saya, ia langsung bercerita panjang lebar pengalamannya dengan band ini. Ketika band ini tampil di sebuah radio show yang diproduserinya, respon pendengarnya begitu bagus. Dan ini berlanjut dengan permintaan akan single mereka yang tidak pernah berhenti datang setiap minggunya. Awalnya bisa jadi dimulai dengan teman-teman mereka, tapi lama kelamaan mulai tergambar bahwa sebenarnya memang banyak yang meminta agar lagu band ini diputar.
Hal itu juga berlaku dengan pesta rilis album ini. Konon katanya venue pertunjukan sampai merasa perlu untuk menghentikan arus masuk penonton ke dalam gedung pertunjukan.
Saya sih sama sekali tidak merasa berhak untuk menyangkal fakta-fakta itu. Band ini memang layak ada titik itu. Sekali lagi, karena saya yakin mereka menyuarakan suara generasinya dengan sangat baik.
Oh, jika masih ada, saya juga sama sekali tidak jengah menggunakan hoodie band ini. Haha. Cari rekaman ini cepat. Kendati tidak super bagus, rekaman ini cukup layak untuk didengarkan berulang.
Lagu yang harus disimak: Tatiana, The Art of High School Break Up, dan Berdiri Terinjak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.